Ketika anak-anak kembali belajar di sekolah alias PTM, ada kelegaan yang saya rasakan. Lega karena bisa menikmati pagi yang tenang, tanpa huru-hara harus cerewetin anak-anak untuk duduk diem di depan laptop instead of jalan-jalan. Lega karena bisa beresin urusan rumah dengan cepat. Lega karena pagi-pagi rumah udah rapi instead of berantakan karena buku pelajaran 3 anak di mana-mana. Lega karena saya bisa istirahat dan punya lebih banyak waktu untuk diri sendiri.
For the first time in (almost) two years, masih jam 08.00 pagi tapi saya udah mandi, tidak dalam keadaan exhausted dan punya waktu untuk… menonton TV! Membaca buku! Menulis blog yang sering ditinggal ini! Belajar jahit! Wow! Kekhawatiran saya about losing my true identity just because I am married with kids sirna! Akhirnya bisa mikirin diri sendiri! Hahaha…
Meski demikian, di sisi lain, ada kekosongan terasa. Saya punya 3 anak yang aktif, ada aja kegiatan yang mereka kerjakan, obrolan dan celetukan yang mereka ucapkan hingga bercandaan dan berantem hehehe. Rumah selalu ramai but not this time. This time the house is very quiet. Jadi berasa ada yang hilang gituuu. Ah, manusia. Emang nggak pernah puas ya. Waktu anak-anak sekolah online, sering sakit kepala dan kecapekan. Giliran mereka PTM, eh kesepian dan kangen keramaian yang mereka timbulkan. Mau pergi ketemuan sama teman-teman juga terhalang pandemi, mau balik ngantor kok situasinya sekarang tidak ideal, mau cari teman baru kok ya bingung cari di mana. Dalam hati saya mikir, mungkin ini ya yang dirasakan Mama, Ibu, Bapak ketika anak-anaknya sudah dewasa dan keluar dari rumah untuk membangun kehidupannya sendiri. Hiks. Well, intinya apapun situasi yang sedang saya hadapi sekarang, saya harus bersyukur because it’s the best that Allah has planned. Things could have been worse, right…
Anyway,
Teringat beberapa hari lalu jemari ini gatal kepingin utak-atik sesuatu deh. Setelah anak-anak berangkat sekolah semua, mulailah saya mengeluarkan perlengkapan.
Me: “Lucu ya botolku, liat deh nanti pulang sekolah kan ada yang ajak rebutan! Hihihi…”
Hubs: “Mami ini cari gara-gara aja… [bikin barang lucu yang pasti disenengin Dza].”
The kids eventually came home from school. They had lunch and then when the boys were napping I called Dza…
Me: “Dza, Mami mau bicara sama kamu.”
Dza mendekat dengan wajah deg-degan kirain mau diomelin…
Me: “Eh engga ding… Mami mau pamer sama kamu hihihi… Liat nih punya Mami… Tadaaa…!!”
Saya pamerin botol hand sanitizer yang sudah dihias.
Me: “Pingin ya… pingin yaaa…”
Dza senang bisa menghias botol hand sanitizer miliknya. Kata Dza, besok mau dipamerin ke teman-temannya di sekolah. Hihihi. Oh the perks of having a daughter, ada mini me yang bisa diajak mengobrol dan me time bareng… sekaligus [kadang-kadang] eyel-eyelan bersama!
0 Comments