Day’s 10th Birthday

by | May 26, 2021 | Journal, Life as It Happened | 0 comments

Bulan ini Day berulang tahun yang ke-10. Momen ulang tahun di keluarga kami bukanlah suatu momen yang harus dipestakan atau diperingati dengan meriah. Momen ini adalah saat untuk bersyukur dan banyak berdoa kepada Allah for all the blessings He gives us.

Kami juga menjelaskan pada anak-anak, bahwa dalam Islam tidak ada yang namanya peringatan hari ulang tahun. Hari yang diperingati dalam Islam hanyalah Idul Fitri dan Idul Adha. Meski demikian, bukan berarti hari ini berlalu begitu saja dong!

Seperti biasa, yang namanya anak-anak sejak jauh-jauh hari sudah berandai-andai dan bertanya-tanya, “Nanti aku ulang tahun diberi kado apa ya?” Tiap hariii yang dibahas itu melulu. Jawaban suami dan saya pun tetap sama, “Nanti kamu diberi kado terbaik, yaitu doa yang tulus dari orang tua!” Hehehe. Kesannya seperti bercandaan ya, tapi sejujurnya ada makna di balik jawaban tersebut. Yup, sincere prayers from our parents are the gift that no money in the world can buy. Siapa lagi yang memiliki best interest terhadap anaknya dan mendoakan dengan tulus jika bukan orang tua? Semoga di tahun-tahun mendatang Day, juga Dil dan Dza bisa semakin dewasa dan memahami ya. Satu hal lagi, kami tidak mengajarkan anak-anak untuk berorientasi pada material/benda/harta. Apapun yang diterima, harus disyukuri karena itu merupakan bagian dari rejeki yang diperuntukkan bagi kita dari Allah. Untuk hal ini konteksnya tidak hanya tentang kado ulang tahun ya, tapi untuk semua hal: ada masakan apa di meja makan, hari libur bisa jalan-jalan atau tidak, mainan atau buku apa yang dimiliki, mendapat pemberian makanan dari saudara, dan lain-lain. Pokoknya bersyukur dan selalu sederhana!

Beberapa hari menjelang ulang tahunnya, Day semakin gencar bertanya. Beberapa kali saya memberi jawaban, “Day, kamu ‘kan udah 10 tahun ya habis ini. Sudah tahu ya, kalau sebenarnya kita tidak merayakan ulang tahun. Di usiamu ke-10 nanti, sudah tidak ada kado-kadoan ya. ‘Kan sudah besar. Yang penting Mami Abi mendoakan kamu semoga kamu jadi anak yang sholeh, berakhlak mulia, jadi contoh baik untuk adik-adik dan sekitarmu… itu yang paling penting, bukan benda kado.”

Jujur aja, saya tidak tahu apa yang ada di benak Day kala itu. Dia menanggapi ucapan saya dengan anggukan dan berkata, “Iya Mami.” Yahhh toh plan ke depannya memang tidak terus-terusan memberi anak kado ultah. Kado ultah sekadar untuk gimmick masa kecil aja biar seru.

What Day didn’t know was that we already discussed for months about his birthday present. Yup, suami dan saya udah lama kepikiran untuk membelikan sepeda baru untuk Day. Sepeda Day saat ini sudah terlalu kecil dibandingkan dengan tinggi badan Day. Paling kelihatan saat beberapa bulan lalu, Day bersepeda dengan teman sekelasnya dan waktu saya lihat foto mereka bersebelahan dengan sepeda masing-masing… hiks Day kelihatan kecil dengan sepedanya, dan kelihatan jelas kalau sepedanya sudah kekecilan.

I told my husband, “Sepeda ‘kan udah cukup mahal ya. Kalo gitu nggak usah beli kue ultah ya. Poinnya ‘kan kita mau mengajarkan ke anak-anak untuk bersyukur, bukan mewah-mewahan. Toh kita juga nggak ada ajarannya untuk ngerayain ulang tahun.”

Pikir saya, mau masak mie aja di hari itu. Day request minta dibuatin Indomie yang banyak. Hehehe. Ya sudah, kepikiranlah saya untuk buatin Indomie cake seperti yang sering saya lihat wara-wiri di Instagram!

Nah karena kado ultah Day adalah sepeda, tentunya Day pasti kepingin segera mencoba kadonya. Jadi saya menghubungi Ibu dan Tante Indri, untuk konfirmasi apakah kami bisa bersepeda di rumah sana sekaligus saya info kalau Day sedang ulang tahun. Plan saya, saya mau bawain sarapan aja untuk dimakan bersama di sana. Sarapan Indomie cake ama beberapa lauk yang gampang aja buat pagi hari seperti nugget dan telor ceplok favorit anak-anak. Di luar ekspektasi saya, ternyata Ibu dan Tante Indri menyambut ide saya dengan antusias. Plan yang tadinya cuma mau numpang sepedaan sambil sarapan sederhana (mie, nugget, telor ceplok) eeeh jadi berubah kaya pesta ulang tahun beneran…

Di hari ulang tahun Day, pagi hari ada tradisi memberi kue ulang tahun. Ehmmm.. jadi yang awalnya tidak pakai kue ulang tahun, akhirnya pakai kue ulang tahun! Tapiii… kue ulang tahunnya yang simpel aja dan sesuai budget alias bukan yang wow karena ‘kan yah buat properti ngebangunin dari tidur aja sama kadonya juga udah ekstra. Intinya membiasakan anak sederhana dan nggak bermewah-mewahan. Hehehe…

Agak siangan, suami mengajak Day untuk pergi. Just the two of them. Bilangnya mau boys talk… yah bener sih boys talk tapiii sekaligus kasih surprise dengan bawa Day ke toko sepeda untuk pilih sendiri sepedanya! Sepulang dari toko sepeda saya sempat tanya Day, “Gimana kamu mikirnya waktu diajak Abi pergi?” “Ya aku bingung, agak deg-degan juga kirain mau dimarahin…” jawab Day.

Keesokan harinya, hari Minggu dari subuuuh saya udah kebangun. Biasanya kalau libur tuh seusai sholat subuh saya masih santai-santai di kamar, mumpung anak-anak libur sekolah… but not this time! Dari subuh saya udah di dapur bikin berbungkus-bungkus Indomie untuk cake Day sekaligus menggoreng ayam untuk sarapan ramai-ramai nanti. Mungkin saya yang emang bukan profesional cook yaaa, ditambah lagi semua dikerjakan sendiri tanpa ART. Ternyata merebus 10 bungkus Indomie tuh PR juga yaaa. Setelah mie matang, mulailah proses menata, menempel hiasan, daaaan bikin sumpit terbangnya. Ternyata ada trik rahasianya lho dan saya baru tahu itu. Kelihatannya gampang, tapi yaaa butuh kesabaran ekstra buat orang awam seperti saya. Nevertheless, Indomie cake akhirnya jadi dan siap berangkat!

Sesampainya di rumah Tante Indri ternyataaa sudah banyak makanan yang disiapkan. Hihihi kalo begini Maminya juga seneng bisa makan macem-macem! Oops! Ada tumis sosis, bakso, aneka minuman dingin, dan cemilan. Kebetulan sepupu saya yang dinasnya di Cepu, Asti, lagi berlibur ke Surabaya dengan keluarga kecilnya… jadi makin ramai deh! Beneran kaya pesta ultah hihihi…

Anyway, Day, Dil, Dza excited dan semangat… melihat banyak makanan dan tentunya juga bersepeda bersama. Nggak terasa kalau matahari sudah mulai tinggi dan hampir tengah hari. Tandanya kami untuk menyudahi acara dan berpamitan.

Di ulang tahun yang ke-10 ini, saya berharap Day akan semakin menjadi anak sholeh dan berakhlak mulia, rajin beribadah dan semangat mengaji, bisa menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya. Tak hanya itu, saya berharap, dengan semakin bertambahnya usia, Day bisa menjadi anak yang sederhana dan penuh syukur, peka dan peduli terhadap lingkungan sekelilingnya, ringan tangan, dan lebih dewasa dalam bertindak. Aamiin!

Written by Anty

A CR Girl turned stay at home Mom of 3 kids. Missus Heroine is the place where I share my thoughts and journey adapting into my new roles as well as many other things. Here I am, in a journey of becoming the Heroine I want myself to be.

More From This Category

Week 38-39: Final Verdict

Week 38-39: Final Verdict

Oh how time flies. Tak terasa saya sudah di penghujung masa kehamilan. It felt surreal, I had mixed feelings about it. I was happy to finally experience pregnancy. Saya mendengar ragam cerita pengalaman kehamilan dari saudara dan teman, and that gave me a head up on...

read more

0 Comments

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Drop me your email and I'll slide into your inbox for updates!