Malam hari adalah saat seisi dunia terlelap. Saat di mana manusia dan hewan melepas lelah dan merajut mimpi sebagai bekal untuk menyongsong hari esok. Tak terkecuali bagi Lili, si Lumba-Lumba Merah Muda.
Lili tinggal bersama keluarganya di dasar sebuah sungai yang terletak di dalam hutan belantara terbesar di dunia. Setiap malam, sebelum tidur Lili berenang ke permukaan sungai dan menatap langit. Ia melihat indahnya pendar cahaya bintang. Cahaya bintang bagaikan untaian mutiara yang menghiasi senyap dan gelapnya malam di hutan belantara.
Lili menatap bintang selama beberapa menit. Ia berpikir, apakah di luar sana ada lumba-lumba merah muda lainnya yang juga sedang menatap bintang yang indah ini?
Setelah puas menatap indahnya bintang, Lili kembali menghilang ke dasar sungai. Ia berenang menuju peraduannya. Lili membersihkan giginya yang berjejer rapi dan banyak dengan sikat gigi kesayangannya. Sebuah sikat gigi berwarna merah muda yang gagangnya berhiaskan mutiara dan sedikit emas, pemberian dari Kakek Afonso dan Nenek Antonia. Usai menyikat gigi, Lili masuk ke dalam kamar tidurnya.
Tempat tidur Lili adalah batu karang yang sudah terkikis, sehingga bentuknya menyerupai tempat tidur manusia. Sudut-sudut tempat tidurnya dihiasi cangkang dari kerang oleh-oleh dari teman Lili si Lumba Abu-Abu yang hidup di samudera. Lili mengambil dua mainan kesayangannya, yaitu bola kecil dan ikan kecil. Keduanya selalu menemani Lili tidur malam.
Lili meredupkan lampu kamarnya. Sebelum memejamkan mata ia berdoa.
Lili berterima kasih kepada Tuhan karena sudah menganugerahkan keluarga dan sahabat-sahabat yang baik untuk Lili.
Lili lalu memejamkan matanya. Ia tertidur sangat nyenyak.
“Selamat tidur lumba-lumba yang imut. Tidur malammu akan kujaga hingga matahari menampakkan dirinya kembali esok hari,” ujar bintang yang indah.
“Twinkle-twinkle little star. How I wonder what you are. Up above the world so high, like a diamond in the sky. Twinkle-twinkle little star. How I wonder what you are!”
0 Comments