Full Circle Round at HRM

by | Jul 11, 2020 | Days as a CR Girl, Journal | 0 comments

 

 

I tried to move on but the universe don’t seem to let me.

Haha. Just kidding!

Beberapa waktu lalu saya dihubungi oleh Pak Djoko, my former branch manager at Wiyung branch. Yup, I have resigned, therefore he is my former branch manager plus… lucunya berbarengan dengan resign saya beliau juga dirotasi ke cabang Surabaya Barat yang satu lagi, yaitu HRM. Cabang senior tempat pertama kali saya diterima di Auto2000 wilayah Surabaya. Cabang yang isinya para senior berpengalaman. You know how seniors are right, don’t you? *wink*

Anyway, setelah say hi dan saling menanyakan kabar, maka kamipun mengobrol. Sebenarnya saya kangen juga mengobrol dengan bapak saya yang satu ini karena beliau bicaranya kalem tapi tajam, penuh insight dan hampir nggak pernah marahin saya padahal saya termasuk CR bodor (tapi pinter kalau urus event dan design. Wahaha). Namun berkat beliau (yang selalu jadi PIC event) saya jadi punya peningkatan jam terbang mengurus event dan desain, serta semakin mengasah minat dan bakat saya untuk menjadi Roro Jonggrang. Saat ini beliau baru pindah di cabang lama tapi baru. Lama, karena HRM termasuk salah satu cabang tua di Surabaya. Baru, karena ya… sebelumnya bapak saya yang ini memjabat di Wiyung yang 95% isinya anak milenial doyan gadget semua, sedangkan cabang HRM ini memiliki komposisi manpower yang unik: senior dengan banyak pengalaman menangani pelanggan dan database pelanggan yang besar namun belum aware dengan potensi marketing melalui dunia digital. Di sisi lain, bapak melihat bahwa ada beberapa sales muda yang karena termasuk generasi milenial, aware dengan dunia digital namun juga belum bisa memaksimalkan fungsinya. Untuk menjembatani variabel yang bervariasi inilah, beliau mengajak saya untuk membagikan sedikit ilmu tentang branding dan digital marketing. Celup-celup perkenalannya saja, semacam Branding and Digital Marketing 101.

Sebagai lulusan Ilmu Komunikasi, saya cukup aware dan familiar dengan yang namanya branding. Familiar lho ya, bukan luar bisa ahli atau praktisi branding. Selepas lulus kuliah dan sebelum diterima bekerja di Auto2000, saya sempat bekerja di sebuah branding and design agency di Surabaya, namanya lia s. Associates. Owner dari agency ini adalah alumnus sekaligus dosen UK Petra (almamater saya!). Konon dari tulisan-tulisan saya di blog inilah beliau mengajak saya untuk bekerja di agency-nya. Nah, jika saat kuliah saya belajar sedikit-sedikit tentang teorinya, saat bekerja di agency itulah I was exposed to the actual world, meskipun dalam skala yang kecil. Saya bekerja sebagai research assistant dan copywriter.  Assisted the agency owner, Lia S untuk penelitian PhD beliau dan juga sedikit-sedikit proof read dan copywrite beberapa marketing tools yang sedang mereka kerjakan. Seingat saya, saat itu saya mengerjakan klien sebuah rumah sakit dan sebuah brand cat tembok ternama. Saat di lia s Associates itu jugalah saya mengenal ragam buku-buku bacaan bertemakan branding dan desain. The agency has a weekly bookclub schedule in which we were assigned to read a copy of a book and then we discussed about it. It was a brief but enriching period of learning.

Nah, berbekal kombinasi dasar ilmu di perkuliahan dan di agency itulah ketika saya resmi berkantor di Auto2000 Wiyung saya mencoba sedikit-sedikit mempraktikkan apa yang saya tahu. Kebetulan di 2012 yang namanya online branding masih belum terlalu bergaung, terutama di ranah otomotif, apalagi di Surabaya. Pada saat itu belum ada brand identity guidelines (brand identity guidelines baru resmi dirilis pada 2016 berbarengan dengan pergantian logo) sehingga, berdasar pengamatan saya sebagai CR keliling selama setahun, setiap cabang bebas membuat marketing tools mereka dengan standar yang berbeda-beda. Tidak hanya standar terkait font dan penempatan logo namun juga pada nuansa desain dan copywriting-nya. I proposed to my then Branch Manager bahwa saya punya desainer sendiri, eks anak magang di kantor lama yang secara desain dan personal saya sudah cocok. Bersama dengan eks anak magang yang bernama Tika inilah saya mendesain marketing tools (kita sebut saja begitu ya biar gampang dipahami) untuk cabang saya, agar lebih sesuai dengan standar dari Auto2000 Head Office. Saat itu project pertama kami adalah desain untuk grand opening cabang.

Lalu, jika brand identity guidelines resmi belum ada, patokan desainnya dari mana? Naaah jawabnya adalah… saya mengamati seluruh marketing tools yang dibuat/dirilis oleh head office, termasuk mengamati dari website-nya. Dari sana saya menangkap, oh gambaran visualnya seperti ini dan seterusnya. Singkat cerita, pada bulan Ramadhan, Auto2000 wilayah mengadakan expo di Cito Mall, saat itulah pertama kalinya my team of two mengerjakan project untuk wilayah, sampai dengan terakhir sebelum saya resign. Untuk cabang saya sendiri, I set up social media accounts: FB Page, Instagram and Google My Business. Also pin point our location in the Google Maps. Those were done years ahead of other branches dan seiring dengan berjalannya waktu pelan-pelan social media accounts tersebut dimaksimalkan penggunaannya.

Anyway, begitulah latar belakangnya mengapa eks Kacab saya tiba-tiba menghubungi saya. Alhamdulillah, saya bersyukur ternyata beliau masih percaya sama saya, eks CRnya yang bodor tapi ngangenin ini wahahaha.

Setelah sekitar 2 minggu lebih riset dan menyusun materi training, tibalah hari yang dimaksud. Saya datang ke HRM di hari Sabtu pagi, pas di awal bulan. Jadi, momentum paling enak dan rileks untuk sharing-sharing itu adalah di hari Sabtu, menurut saya karena somehow it’s the weekend jadi secara psikologis lebih rileks dan nggak terlalu berasa dikejar-kejar deadline closing dll ya… toh bank dan leasing juga tutup kalau Sabtu. Plus, ini awal bulan, di mana load kerja belum terlalu berat.

Waktu mau pamit sama suami untuk kasih training sempat galau juga. Mengingat Covid-19 lagi hot-hot-nya dan ini untuk pertama kalinya saya akan keluar rumah untuk waktu yang agak lama dan berinteraksi dengan banyak orang (kalau selama ini ke supermarket kan sebentar aja ya terus pulang). Berbekal doa, masker KN 95, alkohol spray, dan faceshield a la Nagita Slavina, maka berangkatlah saya ke HRM.

I set my feet at the branch’s lobby and I remembered the first time I went there. It was 2012, I was a clueless yet optimistic fresh graduate, hoping to gain my independence and to learn. I came for the interview invitation by the late Pak Bud, the branch’s manager back then. And here I was 8 years later, once again as an outsider. Oh the feeling of nostalgia.

Seperti biasa, saya didampingi oleh Mbak Lina, CR HRM dan salah satu CR yang mengajari saya pertama kali, dan juga Kacab tercinta Pak Djoko. Kami masuk ke ruang sales, welcome with usual greetings and light jokes by supervisors and salespersons I already knew. Para senior yang dulu saya kenal pertama kali, yang sedikit banyak mengajari saya tentang geliat interaksi di dunia sales otomotif, baik secara langsung ataupun tidak langsung (alias jadi wallflower, ‘kan dulu pupuk bawang ahaha). Sekarang gantian saya yang datang untuk berbagi sedikit yang saya pahami.

Materi training terbagi menjadi beberapa bagian yang sudah disusun agar applicable dan tidak kebanyakan teori, karena sales team adalah man of action. Kebanyakan kasih teori bisa bikin pandangan mata menerawang jauh ke warung kopi terdekat!

Dimulai dengan Why Branding?, Brand & Branding, serta Brand Anatomy sebagai dasar pemahaman, serta mengapa selama ini distandarisasi oleh perusahaan. Selanjutnya, baru pembahasan masuk ke Branding on Social Media. Yup, bagaimana kita menerapkan konsep branding tidak hanya offline saat bertemu dengan pelanggan, namun juga secara online di media sosial. Jangan lupa, brand kita secara online harus konsisten dengan services we deliver to our customers and their feedbacks. Poin favorit saya: When people ask around about you, what are the answers? Are those the answers that you want?

Di bagian terakhir saya berlanjut ke case study dan juga sosialisasi ulang tentang Auto2000 Brand Identity Guidelines dan penerapannya. Di case study ini saya memberikan dua kategori contoh. Pertama, brand besar dengan campaign skala global, lalu yang kedua, case study dari rekan sales di cabang saya dulu, Auto2000 Wiyung agar audiens saya bisa relate.

Sesi tanya jawab kemudian menjadi penutup training yang saya berikan hari itu. Senang rasanya bisa kembali lagi ke sini dan berbagi. Ternyata 7 tahun lebih jungkir balik selama ini ada juga ya ilmu-ilmu yang nyantol baik yang diperoleh secara teoritis maupun dari pengalaman.

A perfect full circle at the end of my adventure with the company. Until we meet again!

“It is good to rub, and polish our brain against that of others.”Michel Eyquem de Montaigne (1533-1592, French Renaissance philosopher and writer)

Written by Anty

A CR Girl turned stay at home Mom of 3 kids. Missus Heroine is the place where I share my thoughts and journey adapting into my new roles as well as many other things. Here I am, in a journey of becoming the Heroine I want myself to be.

More From This Category

0 Comments

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Drop me your email and I'll slide into your inbox for updates!