‘Kan saya anak baru ya… diberi pertanyaan semacam itu, mana saya tahu jawabannya. Hahaha. Info dari Kacab HRM saat itu, (alm.) Pak Bud, pembukaan cabang saya harus mundur karena ada kendala entah di tanahnya atau di pembangunannya. I didn’t really understand the details and as a newbie saya nggak berani juga mau tanya-tanya.
Cabang yang saya kelilingin terakhir saat itu adalah Auto2000 Kenjeran. Kala itu saya menggantikan Mba Wida, CR-nya yang sedang maternity leave. Harusnya saya bertugas di cabang tersebut selama 2-3 bulan, namun karena sebuah kendala, keberadaan saya di sana diperpanjang sedikit. Di saat yang sama, cabang induk saya yaitu HRM sudah mulai mengurus persiapan pembukaan cabang Auto2000 Wiyung, cabang yang harusnya saya tempati. One day, I was abruptly sent back to HRM because the management at HRM was asking me to go back and prepare the opening of my own branch.
Saya kembali ke HRM, berbekal laptop pribadi dan numpang mejanya Mba Lina, CR HRM untuk menyelesaikan sisa pekerjaan di Kenjeran dan memulai persiapan pembukaan cabang saya sendiri. Saya masih ingat, sisa pekerjaannya adalah menyiapkan data dan label undangan pelanggan cabang Kenjeran untuk gathering wilayah. Di HRM, saya diperkenalkan ke calon Kacab saya, yaitu Pak Steve. He was a former Sales Supervisor at Pecindilan branch (once a protege of Pak Bud) who was recently promoted and Wiyung would be the first branch he manage.
Beberapa hari kemudian diadakanlah sebuah meeting bersama sales, staf admin, Kepala Bengkel dan beberapa pentolan dari service yang nantinya akan ditempatkan di cabang Wiyung. Di sanalah saya berkenalan pertama kali dengan Haryono, dan juga Brian yang kemudian menjadi PGA Wiyung yang pertama. Meeting dibuka oleh Pak Bud, Kacab HRM didampingi oleh ADH HRM saat itu, Pak Tjip, Mba Lina, dan tentunya bakal Kacab saya, Pak Steve. Meeting ini secara nggak langsung “hand over” cabang Auto2000 Wiyung yang akan dibuka dari HRM yang selama ini sebagai cabang induk mengurus dan mengawasi pembangunannya ke Kacab Auto2000 Wiyung sendiri yaitu Pak Steve dan timnya untuk mempersiapkan grand opening. Masih lekat di ingatan saya, Pak Bud duduk di kursi ruang meeting sambil berbicara… kira-kira begini pesannya, “Ya sudah saya serahkan ke Pak Steve ya persiapan grand opening-nya Wiyung. Yang perlu diperhatikan ini budget ya.. dulu Tuban kisaran sekian ya diatur (biar efisien). Kalo ada apa-apa ngomong aja (nanti akan di-support). Selamat ya.” Keduanya pun bersalaman. Mentor dan anak didiknya.
Dimulailah persiapan grand opening cabang.
Mba Lina memberi saya checklist items yang dulu ia gunakan saat persiapan Auto2000 Tuban. Tuban adalah cabang yang terakhir dibuka sebelum cabang saya dan HRM adalah cabang induknya. Berbekal checklist tersebut dan sharing pengalaman dari Mba Lina, saya pun bergerak.
I made my own checklist yang juga sudah disesuaikan dengan panduan pembukaan cabang baru dari Toyota-Astra Motor (TAM) dan Auto2000. Bersama dengan Brian dan Pak Steve, practically the three of us were preparing for the opening. Nah, sebelum seremoni grand opening ada satu tahapan yang harus dilalui oleh sebuah cabang baru, yaitu otorisasi. Otorisasi ini bahasa awamnya adalah uji kelayakan. Jika sebuah cabang berhasil lolos dari otorisasi, maka cabang layak untuk beroperasi.
Agar lulus otorisasi banyak hal yang kami persiapkan. Saat itu cabang kami bisa dibilang 85% jadi. Masih ada pengerjaan merapikan interior showroom, menyelesaikan toilet, pemasangan AC, dan rasanya juga beberapa hal teknis di area bengkel. Terkait kelengkapan fasilitas sendiri, ada beberapa hal yang belum ada. Seingat saya, area meja kursi warna-warni untuk kids corner saat itu belum ada. Selain itu, perlengkapan untuk ruang tunggu servis juga belum ada. Saya bersama Brian, PGA Wiyung saat itu, hampir setiap hari berkeliling Cafe Glass, Toeng Market, dan kawan-kawannya untuk membeli cangkir set, pitcher, dan lain-lain. Beli peralatan makan untuk karyawan juga, sekaligus (favorit saya) beli perlengkapan untuk ruang Kacab. Khusus untuk ruang Kacab, belanjanya di Informa dong! Aseeek beli table runner, bantal-bantal dan sarungnya yang cantik-cantik.
Tools untuk sales dan service tentunya juga dilengkapi dong karena itu yang paling penting. Hal-hal seperti brosur seluruh tipe kendaraan Toyota, unit display, televisi untuk area customer lounge beserta jaringan TV kabelnya juga dipersiapkan. Di area service, TV untuk monitor progress service serta beberapa alat bengkel juga masih menunggu proses pengiriman. Berkoordinasi dengan para PIC dari TAM dan Auto2000, Kacab menangani persiapan di area sales, legal and administrative stuffs (bersama ADH). Di area service ada Kepala Bengkel (Kabeng) saya saat itu, Pak Rosa, Technical Leader Pak Kristo, dan juga beberapa personel service berkoordinasi untuk memastikan service lengkap dan siap beroperasi. Brian dan saya sendiri menyelesaikan persiapan terkait fasilitas. Ada checklist tersendiri yang kami gunakan untuk otorisasi ini agar tidak ada items yang terlewat. Salah satu kendala yang sempat muncul adalah nomor telepon. Tahu ‘kan nomor cabang Auto2000 selalu diakhiri dengan angka 2000. Rupanya, securing this special phone number wasn’t that easy. Nah, selanjutnya, we needed a phone number for our booking service. Sebuah nomor telepon yang kombinasi angkanya mudah diingat alias angka cantik. Berbekal unpleasant experience tentang nomor telepon cabang, jadi sedikit worry buat memproses nomor telepon booking service. I reached out, got several phone number alternatives, and within three days the phone number for our booking service is secured!
Otorisasi beres, sekarang saatnya lanjut ke persiapan grand opening. Jika otorisasi banyak terkait dengan urusan teknis (dan agak membosankan hehehe), maka grand opening adalah bagian yang menyenangkan. Oh ya, selama proses persiapan otorisasi dan grand opening ini operasional cabang kami sudah berjalan lho meski belum menempati gedung kantor kami. Setidaknya di area sales sudah aktif melakukan penjualan meski masih ikut berkantor di HRM. Kacab kami sendiri saat ruangannya sudah siap digunakan langsung geser ngantor di Wiyung. Untungnya kata Kacab saya ngantor dulu aja di HRM sampai cabang Wiyung benar-benar siap ditempati… karena saat itu koneksi internet belum ada, toilet belum bisa dipakai dan AC juga belum nyala, kecuali ruangan Kacab!
Nah untuk persiapan grand opening checklist saya susun menjadi 9 bagian dengan PICnya masing-masing: acara, sekretariat, dokumentasi dan dekorasi, konsumsi, security dan transportasi, suvenir, oleh-oleh, perlengkapan, dan umum. Di sini tentunya saya nggak bekerja sendiri, karena saya dibantu oleh Mba-Mba CR Auto2000 se-Surabaya tercinta! Hehehe. Komposisi panitia acara ini terdiri dari kami, Auto2000 Wiyung, Auto2000 HRM, serta di-support oleh Kacab, Kabeng, ADH, dan CRC Surabaya.
Saya lupa persisnya, kalo nggak salah sih setelah kelulusan otorisasi barulah kami semua berpindah kantor secara resmi ke Auto2000 Wiyung, sambil melakukan persiapan grand opening. Periode ini disebut soft opening. Untuk membangun awareness masyarakat sekitar cabang dilakukanlah beberapa hal. Pertama, sowan ke RT, RW dll juga ke Linmas dan Kepolisian setempat. Kedua, buat marketing tools. Saat itu saya dibantu oleh Tika, desainer grafis yang merupakan eks anak magang di kantor lama (previously I was working in a branding and design agency). Beberapa item yang dibuat adalah desain flyer dan spanduk sepanjang pagar cabang. Seperti biasa saya buat draft desain untuk brief Tika, tone-nya mau seperti apa dan juga penempatan logo-logonya. Saat itu belum ada yang namanya brand identity guidelines seperti sekarang, jadi yang saya lakukan adalah mengamati material promosi yang dibuat oleh kantor pusat: bagaimana penggunaan kalimatnya, penempatan logo-logo, nuansa warna, dll. Selain itu, saat saya menghabiskan setahun untuk belajar di beberapa cabang, saya melihat, karena belum adanya panduan, maka setiap cabang… bahkan setiap salesperson bisa membuat material promosi sendiri-sendiri yang desainnya tidak terstandarisasi and to me it looked unprofessional. Jadi begitu saya punya Kacab sendiri, I told him I wanted to bring my own graphic designer to help me design professionally. Untuk ukuran anak baru yang belum tahu mekanisme perusahaan saya nekat juga sih ya bilang begitu.
Lanjut dengan persiapan grand opening ya. Desain yang saya persiapkan adalah: backdrop untuk stage, undangan (PENTING!), cue card MC, spanduk, umbul-umbul, flyer untuk disebar di area sekitar cabang, juga E-Flyer untuk di-attach pada body email. Ada juga kartu ucapan terima kasih untuk diselipkan pada suvenir top management serta desain untuk iklan koran. Printilan kecil-kecil lainnya yang dibuat adalah valet card, seat tag, label undangan, dan lain-lain. Nuansa warna merah, sesuai dengan corporate color dan juga warna gold saya gunakan untuk keseluruhan desain. Kelihatan elegan dan cantik, sampai sekarang saya masih suka desainnya dan nggak terasa outdated.
Bersama dengan Mba Lina, we made invitation lists. Daftar undangan yang terdiri dari top management head office, Astra, Toyota Value Chain, sesama dealer Toyota, media, dan lain-lain. Setelah beberapa kali konfirmasi dan revisi, undangan dikirimkan ke PIC masing-masing. PIC undangan yang sudah terkirim kemudian dihubungi untuk memastikan undangan sudah diterima sekaligus mengkonfirmasi kehadiran tamu yang diundang. Buat acara dengan beragam undangan dari level tinggi seperti ini, tentunya pengaturan duduk sangatlah penting. Disusunlah sebuah seating chart lengkap dengan seat tag yang akan ditempelkan di kursi untuk memudahkan panitia, usher, dan undangan untuk mencari tempat duduknya. Printilan kelengkapan untuk undangan VVIP juga tidak ketinggalan harus di-list dan disiapkan seperti air mineral dengan merk tertentu, jenis-jenis buah, tissue, dll.
Masih berhubungan dengan undangan, yang tak kalah penting adalah buah tangan yang terbagi menjadi dua macam: suvenir dan oleh-oleh makanan. Buat undangan media tentunya sudah disiapkan press kit tersendiri, lalu ada suvenir untuk undangan umum, dan yang paling ribet adalah suvenir untuk VVIP. Para undangan VVIP rencananya akan diberi suvenir berupa kain batik. It’s not mine to decide, karena ini memang wilayahnya para Kacab. Awalnya ada wacana suvenir berupa kain batik gentong Madura. Vendor didatangkan saat meeting, batik dipilih. A while later, ternyata suvenir mau diganti dengan kain batik yang bahannya lebih elegan (setuju hehehe). Gapapa, ada hikmahnya kok. Batik gentong tetap dijadikan suvenir untuk undangan tertentu daaaaaaaaaan saya kebagian dapat kain juga hahaha. Asek!
Nah untuk oleh-oleh makanan, standarnya jika ada kunjungan ke Surabaya maka oleh-oleh yang dibawakan adalah Spikoe Kuno Surabaya dan Sambal Bu Rudy. Dipesanlah oleh-oleh tersebut untuk para tamu VVIP. Untuk oleh-oleh makanan ini, dibantu oleh Mba-Mba CR dan juga Ibu Jetty. Beliau ini eks CR yang kemudian menjadi pengurus di ALC (Auto2000 Learning Center) Surabaya, pusat training karyawan Auto2000.
Rundown acara disusun bersama-sama. Setelah mempelajari rundown grand opening cabang Tuban, saya coba susun tabel saya sendiri tentunya dengan supervisi dan approval Kacab. Acara dibuka dengan tarian khas Jawa Timur, yaitu tari Remo. Pengisi acara ditangani oleh Okta, CR Waru karena memang udah langganan, ortunya memiliki sanggar tradisional. MC yang dikontrak saat itu adalah salah satu penyiar SSFM. Juga ada band akustik yang akan mengiringi saat sesi ramah tamah. Katering yang digunakan adalah tidak lain dan tidak bukan, katering andalan wedding di Surabaya, yaitu Sonokembang. Sepertinya ini terakhir kalinya bisa “bebas” pesen-pesen katering dari vendor selevel ini.
Meeting koordinasi bersama seluruh Kacab Surabaya dan juga CRC dilakukan beberapa kali, di HRM, di A. Yani, di mana lagi ya? I already forgot the details, yang jelas kami juga sempat meeting sekali dengan perwakilan dari Astra karena Presdir juga akan hadir di acara grand opening.
H-1 grand opening tapi cabang kami masih banyak finishing pekerjaan tukang yang harus diselesaikan. Seingat saya, ada plastik besar, seperti yang dipasang di proyek-proyek itu, ditutupkan pada perbatasan area showroom dan service. Saat itu area showroom masih kotor dan dibenahi oleh para pekerja, jadi super debu. Semua CR berkumpul di Wiyung sejak siang hingga malam untuk menyelesaikan persiapan. Tika, desainer grafis saya juga ikutan stand by dan pulang malam. Beresin segala printilan cetak yang diperlukan. Brian sibuk dengan segala persiapan teknisnya bersama Kabeng saya kala itu, Pak Rosa. Kacab saya, bersama beberapa perwakilan dari head office juga sibuk persiapan. Seingat saya, malam-malam itu Kacab saya sibuk latihan presentasi untuk sesi genba pada grand opening sekaligus nyobain batik yang mau dipakai besok, langsung di ruang Kacab. Padahal waktu itu ruang Kacab belum dipasangin vertical blind dan one way sticker. Hihihi. Jadi ingat, beberapa kali di siang hari terik saya pernah melihat Kacab saya yang putiiiiih itu mondar-mandir naik turun, keluar-masuk. Ternyata itu beliau sedang menentukan rute genba yang akan digunakan saat grand opening. Saya kira ngapain gitu, olah raga kok siang-siang.
Dini hari jam 03.00, the three of us went home: Kacab saya, Damar (perwakilan dari HO), dan tentunya saya. Jam 04.00 saya mesti bangun lagi untuk siap-siap berangkat lagi ke cabang (tapi dandan dulu dan beresin hairdo juga di salon! Dulu saya ‘kan belum berjilbab ya).
Pagi-pagi beberapa sales masih sibuk ngelap-ngelapin unit display di showroom yang cemong. PDS masih sibuk membenahi penempatan logo Toyota pada ban unit display. Yup, sedetail itu memang. Acara grand opening dimulai jam 10.00. Undangan-undangan umum sudah berdatangan dan mengisi tempata duduk yang disediakan. CR Surabaya stand by sebagai penerima tamu. Beberapa counter sales cabang Surabaya juga diutus untuk bertugas sebagai usher tamu-tamu VIP dan VVIP. Nggak lama kemudian, dari kejauhan sudah terdengar suara rombongan vojreider yang dipimpin dan dikoordinasi oleh (alm.) Pak Bud, Kacab HRM saat itu. Vojreider membuka rombongan tamu VVIP dari Auto2000 lalu disusul oleh rombongan VVIP dari Astra.
Para undangan VVIP hadir, harusnya disambut usher dan diarahkan ke tempat duduk yang sudah disediakan. Tapiiiii… manusia (baca: panitia) berencana, direksilah yang menentukan hehehe. Para direksi Auto2000 rupanya langsung masuk ke area ruang tunggu service, yang sudah di-set up untuk coffee break. Barulah ketika tanda-tanda rombongan VVIP dari Astra sudah mendekat, para direksi bersiap untuk menempati area yang sudah disediakan sekaligus menyambut kedatangan Presdir Astra. Pada acara ini, Wagub Jatim Syaifullah Yusuf juga turut diundang meresmikan. Kalo di cabang lain, hanya ada satu prasasti peresmian, di cabang saya ada tiga prasasti yang ditanda tangani saat peresmian: Presiden Direktur Astra, Bpk. Prijono Sugiarto, Presiden Direktur TAM, Bpk. Johnny Darmawan, serta Wagub Jatim Syaifullah Yusuf.
Wagub Syaifullah Yusuf beserta jajaran direksi Astra, TAM, Auto2000 |
Speech by Bpk. Johnny Darmawan, Presdir TAM |
Acara dibuka dengan tarian selamat datang khas Jawa Timur. MC kemudian menyapa para undangan sambil menyampaikan susunan acara pada grand opening Auto2000 Wiyung. Setelah doa, rangkaian speech pun disampaikan. Speech dimulai dari OM Jatim Bpk. Joen Boediputra sebagai “tuan rumah”, karena Auto2000 Wiyung ‘kan berada di wilayah beliau lalu dilanjutkan oleh CEO Auto2000 Bpk. Jodjana Jody serta diakhiri dengan speech dari Presiden Direktur TAM Bpk. Johnny Darmawan. Selanjutnya penyerahan Sertifikat Otorisasi Auto2000 Wiyung dari Bpk. Rahmat Samulo selaku Marketing Director TAM kepada CEO Auto2000 Bpk. Jodjana Jody yang kemudian diteruskan kepada OM Jatim Bpk. Joen Boediputra. Prosesi penyerahan sertifikat otorisasi ini disaksikan oleh para BOD TAM dan Auto2000 on stage, yaitu Bpk. Johnny Darmawan, CMO Auto2000 Bpk. Henry Tanoto, serta CFO Auto2000 Bpk. Andreas Hartawan.
Usai penyerahan sertifikat otorisasi, tiba waktunya untuk penandatanganan prasasti peresmian, serta pemukulan gong tanda resmi dibukanya Auto2000 Wiyung. Lanjuuut dengan branch tour alias genba yang dipandu oleh Kacab saya, Pak Steve. Eits masih ada satu seremonial lagi lho. Jadi mikir, mungkin rasanya menikah seperti ini ya, banyak seremoninya! Hehehe. Genba dimulai dari bagian depan, yaitu pintu masuk showroom. Nah, sebelum masuk, gunting pita dulu dong. Ketiga pejabat yang menandatangani prasasti menggunting pita bersama-sama sebelum masuk dan mengikuti genba. Genba diikuti oleh tamu VVIP, VIP, rekan-rekan media serta tamu undangan lainnya (yang mau ikutan keliling) dan ditutup dengan ramah tamah. Hmm.. closing acaranya sendiri saya agak lupa, yang jelas beberapa kali MC juga memandu secara voice over saat sesi ramah tamah. Nah, area prasmanan ini pun dibagi menjadi dua, di ruang tunggu service untuk VVIP, serta di area stall bengkel untuk tamu undangan lainnya.
E-Flyer untuk dikirim via email |
My Takeaways
Jika Mba-Mba CRC stand by di area registrasi sebagai penerima tamu, maka saya (lengkap dengan rambut udah ditata jadi minibun, make up yang mulai luntur kena keringat dan minyak wajah, serta high heels 10 cm) mobile alias mondar-mandir sepanjang acara. Dari depan (parkiran showroom, tempat acara berlangsung), ke dalam showroom, ke lantai 2, hingga stall bengkel. Fungsi saya memastikan semua area siap, OB-OB semuanya stand by dan gercep, juga karena saya bawa satu goody bag penuh uang cash. Pagi-pagi sebelum acara mulai, salah satu Kacab yang juga menjadi PIC datang menghampiri dan memberi saya sekantong uang cash untuk keperluan pembayaran selama acara, “Mbak, tolong dibawa ya, nanti kalo butuh kita ambil di kamu.” Hehehe yang saya tidak sangka, adalah ternyata saat acara seperti ini yang namanya cash dibutuhkan cepat, jadilah saya juga ke sana kemari memenuhi panggilan bagi-bagi duit. Tahu nggak, setelah album foto grand opening jadi, saya lihat-lihat nggak ada satu pun foto saya terpampang. Hahaha. Indahnya pengalaman!
Sebuah pemandangan tidak umum juga saya saksikan saat grand opening cabang saya. Karena posisi saya mobile, saat acara sudah dimulai tentunya saya berkeliling dong. Saat itu saya berjalan di area penerimaan service. Pagi hari, para direksi Auto2000 baru datang dan menempati ruang tunggu servis untuk coffee break ditemani para Kacab.
Ada seorang Kacab yang tidak terlihat di sana, yaitu Pak Bud. Saya kaget, ternyata beliau juga sedang berada di area penerimaan servis seperti saya. Di luar, berdiri sambil merokok bersama para polisi vojreider. Beliau menoleh dan melihat keberadaan saya, lalu memanggil, “Heiii.. Gimana-gimana (kabarmu)? Selamat ya! Cabangmu wes buka.” Lalu beliau tersenyum dan menyalami saya.
Jadi, di saat Kacab yang lain “berkumpul” bersama direksi di ruangan dingin dan wangi, bapak yang satu ini dengan santainya berada di luar, bersama orang-orang lain yang “tidak selevel”. Ya, saya tahu beliau memang PIC vojreider dan memang kenal akrab dengan para petugasnya. Tapi tetap saja, untuk lebih memilih menunggu bersama mereka, sementara ada kesempatan lain yang lebih baik, menurut saya sedikit banyak menunjukkan a humble side of his personality. Sedikit banyak saat kami mempersiapkan grand opening, Kacab saya Pak Steve bercerita tentang Pak Bud. Beliau pernah memberi wejangan agar menjadi orang yang loman, jika berani memberi maka nanti akan mendapat balasannya. I am a person who believes that humans are multidimensionals. And that day I saw a side of a person that I did not see in his peers (at that time, no offense lho yaaaaa!).
Saat persiapan grand opening, CR Surabaya (termasuk saya) mendapat jatah kain batik Madura untuk dijahitkan sebagai seragam saat acara. Sebenarnya batiknya bagus, dan model pakaian yang dijahit, yaitu sackdress (apalagi jahitnya di penjahit andalan, Davy!) juga bagus. Flattering to the body apalagi buat saya yang doyan pakai highheels. Sejak awal pengaturan mau pakai seragam bersama, I had voiced my opinion to my Branch Manager, “Pak, saya nggak mau kembaran baju sama yang lain. ‘Kan ini pembukaannya cabang saya, acara saya, ya saya maunya tampil beda dong pakai bajunya. ‘Kan saya yang punya acara.” Kacab saya cuma iya-iya aja, “Kamu atur aja sendiri,” kira-kira jawaban beliau begitu. Hehehe. Ya, saya tahu, Kacab saya pasti lagi musingin urusan direksi yang maju mundur, budget yang semakin lama bagai layar terkembang ketimbang mikirin CRCnya mau pakai baju apa.
Nevertheless, berasa di-support Kacab dengan jawaban semacam itu, makin yakinlah saya untuk pakai baju saya sendiri saat acara. Akhirnya, saya pakai atasan kebaya encim warna beige dengan bawahan kain jarik bernuansa ungu sepanjang lutut, ditambah make up and hair do biar ciamik! Nah pagi hari ketika bertemu dengan Mba-Mba CR di cabang saya, tentunya saya “dipoyoki” kenapa kok nggak pakai seragam. Kesel? Iya dong! Gimana saya yang punya hajat, suka-suka saya lah mau pakai baju apa. Makin kesel saat Ibu senior, muncul terus ikutan poyoki saya. Lha, situ juga nggak pakai seragam kok.
Kenapa sih, cuma masalah baju aja ribet? Begini lho, sejak dulu saya menganut paham kebebasan individu. Salah satu bentuk kebebasan individu dalam berekspresi adalah lewat cara berpakaiannya. Dosen Pengantar PR saya dulu bilang, basic rules adalah “You are the results of what you do, what you say, and what others think about you.” Toh pakaian yang saya gunakan juga tidak melanggar nilai dan norma sosial ataupun dress code dari acara, yaitu batik dan formal. Setelah setahun menjadi CR di Surabaya tanpa identitas yang jelas, alias nggak punya cabang, saat itu adalah momen yang saya tunggu-tunggu. I did not have to blend with the crowds (and sometimes background) anymore, jadi wallflowers sebagai anak baru dan pupuk bawang yang diam dan manut aja karena eventually I have my own turf. Cabang saya dibuka and wearing a uniform would not let me stood out in the crowd. Wearing a uniform would not be the right statement.
Little did I know that later on, my antic yang ini bakalan berulang terus untuk kegiatan-kegiatan di mana saya terlibat sepanjang saya di Auto2000. I could follow a dress code or some set of rules but you definitely won’t see me as the same as the other. Begitu juga dengan apa yang saya kerjakan: berani ambil “ekskul” event dan desain di saat ada pilihan lebih ideal yaitu fokus menjadi CRC yang baik (dan mengejar kesempatan maju kontes nasional instead of kesempatan eksis di event) juga pada hasil event dan desain yang saya kerjakan. I did it with a touch, kalo kata salah satu Supervisor saya, Pak Bayu, “Keliatan kalo ini garapanmu.”
Kalo diingat lagi ke belakang, dosen pembimbing skripsi saya, Pak Nanang, pernah foreshadowing, “Kamu ini eksentrik.” Hehehe.
My other takeaways, the last but not the least…
Tamu-tamu VVIP diberi buah tangan berupa suvenir kain batik tulis dan oleh-oleh makanan. Days before the events, saya sudah konfirmasi ke PIC yang bersangkutan, namun tidak mendapat jawaban yang cukup clear. My questions were quickly dismissed. Mungkin saya dianggap masih baru sedangkan para senior sudah berpengalaman, jadi mungkin pertanyaan saya kurang dianggap. Padahal saya perfeksionis dan maunya semua well prepared. Saya tahu, jika ada persiapan sekecil apapun yang kurang, dan baru akan diberesin saat acara berlangsung, pasti keteteran dan panik semua. Saya sounding ke Kacab, tapi beliau juga sudah diberi kepastian oleh PIC bersangkutan bahwa semua beres. Berhubung PIC ini seorang senior, maka Kacab saya pun meng-OK-kan. Saya? Tetep nggerundel.
“Pak, saya tanya ke beliau, ini untuk suvenir dan oleh-oleh mau di-packing gimana? ‘Kan ini direksi, terus butuhnya apa untuk packing biar saya bisa beli kemasannya sekarang,” saya ngedumel. Iya, ngedumel ke Kacab. Beruntungnya Kacab saya masih muda dan kayanya cukup panjang sabar menghadapi saya. Sebenarnya diam-diam saya pernah pergokin artikel tentang milenial dari Time Magazine ada di meja beliau. Mungkin itu rahasia kesabarannya. Hehehe.
Daaaaaaaaaaaan… betul ‘kan. Saat acara berlangsung, pada panik semua karena oleh-oleh belum di-packing rapi dan standar, biar pantes untuk dibawa direksi naik pesawat. Ya sudah, not on me lho ya. Saya sudah bilang jauh-jauh hari tapi nggak ada yang dengerin karena saya pupuk bawang. Selain karena saya suka dengan kreativitas, event, dan kawan-kawannya, kejadian ini yang mendasari saya untuk mencari kesempatan (pernah juga ngotot) untuk meng-handle event-event wilayah. The bigger the better. Saya mau membangun credentials saya karena saya tahu, ada minat dan bakat saya di sana. I know that handling those areas are my strengths that could and would make me stood out and deemed invaluable… compared to the rest of my peers.
“It’s through curiosity and looking at opportunities in new ways that we’ve always mapped our path.” – Michael Dell
All in all, saya senang akhirnya sudah memiliki cabang sendiri. Pengalaman mempersiapkan pembukaan cabang ini biarlah menjadi pelajaran tersendiri. Lagipula nggak semua CR pernah kebagian pengalaman membuka cabang sendiri. Cheers to more sunny days to come!
Link media release resmi grand opening Auto2000 Wiyung bisa diklik di sini.
0 Comments